Buku Lembur Kami mengungkap sejarah dan budaya Pakulonan Barat, sebuah kampung yang menjadi bagian dari perjalanan panjang Tangerang. Ditulis dengan pendekatan historis dan etnografis, buku ini membawa pembaca menelusuri jejak asal-usul kampung, cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun, serta perjalanan para tokoh besar yang membentuk identitas wilayah ini.
Melalui lima bab, buku ini tidak hanya menyajikan fakta sejarah, tetapi juga menggali kekayaan budaya masyarakat Pakulonan Barat, mulai dari bahasa Sunda, tradisi sapaan, hingga ritual keagamaan seperti Ngabedug, Marhabaan, dan Rawian. Peran alim ulama serta santri juga menjadi sorotan utama dalam pembentukan nilai-nilai spiritual yang masih bertahan hingga kini.
Bagian menarik lainnya adalah kisah para tokoh besar yang mengukir sejarah kampung ini, seperti Ki Tumenggung Pakulonan dengan perjuangannya melawan VOC, serta para ulama terkemuka seperti KH. Abdul Majid dan Abuya Abdul Ghani yang berdedikasi dalam syiar Islam. Tak hanya itu, buku ini juga merinci bagaimana Pakulonan Barat berkembang dari masa ke masa, hingga kondisinya saat ini.
Lebih dari sekadar buku sejarah, Lembur Kami adalah upaya menghidupkan kembali kisah-kisah yang hampir terlupakan, menjadikannya warisan bagi generasi mendatang yang ingin memahami akar budaya dan identitas kampung halamannya.
Ulasan
Belum ada ulasan.